Mail@jeporo.co.cc [ Daftar | Login ]

Mebel Kayu Jepara hingga Ukiran Cina




KAYU jati merupakan simbol kekuatan dan keabadian. Daya tahan kayu ini hingga puluhan tahun lamanya, membuat mebel dari kayu Jepara termasuk salah satu mebel yang menonjol dalam World Class Furniture Expo 2003 yang diselenggarakan di Semanggi Expo di Kawasan Niaga Terpadu Sudirman, Jakarta.

PERUSAHAAN mebel Pelita yang memiliki pabrik di Jepara, salah satu peserta pameran, menggelar aneka jenis mebel yang terbuat dari kayu jati. "Peminat mebel kayu Jepara ini cukup banyak. Umumnya orang-orang asing yang suka karena tidak terdapat di negeri mereka," kata Ita Melia, karyawati perusahaan tersebut.

Mebel kayu Jepara banyak diminati karena kayu itu tahan rayap dan tahan air. "Kayu ini akan makin tahan lama jika pemiliknya rajin merawat dan membersihkannya seminggu sekali dengan kemucing," kata Ita.

Mebel kayu Jepara yang dipajang di ruang pamer itu mulai dari satu set sofa ukiran seharga Rp 7,5 juta, day bed (tempat duduk santai di depan televisi) ukuran 2 x 1 meter seharga Rp 4,2 juta, sampai ranjang berukuran 1,8 x 2 meter seharga Rp 5,2 juta.

Mebel-mebel ini bisa dipesan dan dikerjakan dalam waktu dua minggu di pabriknya di Jepara, kemudian finishing-nya dikerjakan di Ciputat.

Selama sembilan tahun berkiprah di bisnis mebel Jepara, Pelita memiliki pelanggan dari negara Malaysia dan Singapura. "Setiap bulan kami mengirim tiga kontainer berisi mebel kayu jati Jepara dengan nilai sekitar Rp 80 juta per kontainer," kata Ita.

Mebel-mebel buatan Pelita ini lebih bernuansa klasik karena dipulas atau dipelitur.

Tidak demikian halnya dengan mebel yang dijajakan perusahaan Selco Furniture. Meskipun sama-sama terbuat dari kayu jati Jepara, namun mebel Selco lebih bernuansa semi modern. "Perbedaannya, mebel semi modern disemprot dengan melamik," kata staf pemasaran Selco, Dewi.

Mirip dengan Pelita, Selco juga memiliki pabrik di Jepara dan ruang pamer di Ciputat.

Mebel-mebel yang warnanya lebih cerah dan tampak lebih halus ini berkualitas ekspor. Perusahaan ini bahkan membuka galeri di tiga negeri jiran, yaitu Singapura, Filipina, dan Malaysia.

Perbedaan kayu jati Jepara dengan kayu jati dari Jawa Barat, kata Dewi, adalah pada kadar air yang ada pada kayu tersebut. "Kadar air kayu jati Jepara lebih sedikit dibanding kayu jati asal Jawa Barat," katanya. Ini salah satu faktor yang membuat kayu jati Jepara tahan lama.

SELAIN menampilkan mebel-mebel dari kayu jati Jepara, World Class Furniture Expo 2003 yang rencananya berakhir hari Minggu 7 September (konon ada kemungkinan diperpanjang sampai 14 September) mendatang itu juga menghadirkan furnitur khas Cina.

Direktur PT Lacquerw, Suang Ing, mengatakan, perusahaannya mengimpor partisi, lemari, mebel dari Su Chuo di RRC.

Suang Ing yang baru setengah tahun menekuni bisnis mebel Cina ini mengatakan, minat orang Indonesia membeli berbagai jenis barang impor dari Cina cukup besar.

"Barang-barang seperti ini sejak zaman dahulu sudah ada," kata Suang Ing, yang sering bolak-balik ke RRC. Dia lalu tertarik terjun dalam bisnis ini karena permintaannya cukup banyak.

"Yang suka biasanya pencinta seni ukir dan batu-batu onyx yang berwarna-warni," kata Suang Ing, yang sebelumnya bergelut dalam bisnis vertical blinds (gorden selembar yang biasa dipakai di gedung-gedung tinggi).

Lemari antik dengan ukiran khas Cina dijual dengan harga Rp 9 juta. Sedangkan partisi terbuat dari kayu dengan hiasan batu-batu yang diukir dijual dengan harga antara Rp 6 juta sampai Rp 9 juta juta (setelah didiskon 40 persen).

"Memang banyak pengunjung yang berkomentar ukiran Cina ini unik. Tapi, saya masih melakukan tes pasar, apakah pembelinya cukup banyak atau tidak," kata Suang Ing.

PESERTA pameran lainnya, Indo RI, menghadirkan mebel yang terbuat dari kayu oak, yang diimpor dari RRC. Kayu oak campuran MDF, partikelyang sudah dikeraskan, membuat kayu makin padat. Daya tahannya? "Kayu itu kuat dan tahan lama, sampai pemiliknya bosan," kata Yanti, staf pemasaran perusahaan itu.

Harganya relatif mahal. Satu set meja makan misalnya, harganya mencapai Rp 45 juta. Sedangkan satu set kamar (termasuk ranjang, meja rias, dan lemari enam pintu) harganya Rp 62 juta. "Akan tetapi, kami memberi diskon 45 persen, kok," kata Yanti lagi.

Mebel "Natural" dipadu dengan aksesori bunga, lukisan dan bingkai, serta pernak-perniknya yang khas, yang semuanya terbuat dari barang-barang lokal dan unik. Misalnya, ada kursi yang terbuat dari pelepah pisang dan eceng gondok.

Cukup banyak artis dan pengusaha yang hadir pada pameran untuk membeli atau sekadar lihat-lihat.

0 komentar:

Posting Komentar